English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

SANGKAR

SANGKAR
PRODUKSI

Friday, February 10, 2012

Berpadu Lebih Enak

durian mantoala




S iang itu telepon genggam Trubus berdering. Di ujung telepon kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Kalimantan Selatan, Ir Darmawati, mengabarkan, “Ini ada  durian mantoala dari Kabupaten Balangan,” katanya. Tidak banyak yang diceritakan Darmawati, tapi nama mantoala yang baru Trubus dengar menggelitik rasa penasaran.

Tiba di kantor BPSB, Darmawati menyodorkan 3 durian berbobot rata-rata 1,3 kg. Sosok ketiga  buah tanaman anggota famili Bombacaceae itu unik. Pada ujung buah yang berbentuk lonjong itu seperti memiliki pentil. Ciri itu mirip karakter khas papaken alias lai Durio kutejensis. Kemiripan lain warna kulit kekuningan, tetapi duri besar-besar dan lebar layaknya Durio zibethinus.

Silangan
Begitu dibelah, terlihat daging buah yang jingga mentereng, ciri khas lai. Namun, aduhai...! Saat dicicip, justru rasa durian yang tercecap di lidah: legit, sedikit seperti ada krim, dan agak pahit, serta bertekstur lembut. Citarasa agak pahit biasanya pada durian Durio zibethinus. Beda dengan rasa papaken yang kerap ditemukan bercitarasa manis saja dan cenderung tawar seperti ubi. “Rasanya jadi kombinasi durian dan papaken,” ujar Darmawati. Gigi terasa tenggelam dalam daging buah yang tebal, hingga 0,6—1 cm.
Pantas bila mantoala menjadi idaman para mania durian di Kalimantan Selatan. Mereka berani membeli mantoala yang dibanderol hingga Rp30.000—Rp50.000 per buah. Harga itu 2—3 kali lipat harga lai atau durian lain yang dijajakan di lapak-lapak durian di Banjarmasin. Kisaran harga durian kakilima itu Rp10.000—Rp25.000 per buah.
Melihat ciri-ciri buah dan citarasa daging buah, Darmawati menduga mantoala merupakan hasil persilangan alami antara lai dengan durian. Di Balangan banyak pohon lai dan durian yang tumbuh berdekatan. “Kondisi itu menyebabkan terjadi persilangan karena bunga keduanya kompatibel,” ujarnya. Hasil persilangan itu melahirkan generasi baru lai dengan citarasa durian.
Mantoala asal Kabupaten Balangan boleh dibilang pendatang baru. Darmawati lebih mengenal mantoala asal Desa Layuh, Kecamatan Batubenawa, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Menurut tetua adat di daerah Gunung Layuh, Desa Layuh, mantoala tumbuh di sana sejak 100 tahun silam. Ciri khas lai juga terlihat jelas pada mantoala asal kabupaten seluas 1.703 km2 itu. Bunganya berwarna merah muda. Bunga durian berwarna putih.
Berdasarkan data dari Balai Penyuluhan Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Selatan, saat ini populasi mantuala hanya tersisa sekitar 65 pohon yang tersebar di Kecamatan Batubenawa, Batang Alai Timur, Haruyan, dan Hantakan. Hasil pengamatan BPSB Kalimantan Selatan, dari seluruh tanaman itu mantoala milik H Radiansyah di Desa Layuh berumur 11 tahun yang terenak. Warna daging buah jingga, tekstur daging buah halus, kadar kemanisan 10,3o briks, dan kering. Tebal daging buah 7,8—8 mm.
Produktivitas pun tinggi, 150—175 buah per tahun.  Musim panen biasanya pada Desember—Januari. Dengan berbagai keunggulan itu, mantoala itu ditetapkan sebagai varietas unggul lokal berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian nomor 3272/kpts/sr.120/10/2010 dengan nama durian mantuala batubenawa.
Menurut Radiansyah, mantuala batubenawa berasal dari biji. Pada 2000 ia menanam biji dari 5 buah mantuala yang tumbuh di lereng pegunungan Meratus, Kalimatan Selatan. Dari seluruh biji yang ditanam hanya satu yang bertahan hidup hingga kini menjadi tanaman berumur 11 tahun. Bermula dari Desa Layuh, penanaman mantoala lalu menyebar ke Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong dengan sebutan mantuala.

Enak
Peneliti durian asal Bulungan, Kalimantan Timur, Dr Lutfi Bansir SP MP, menuturkan persilangan dengan durian merupakan salah satu cara untuk memperbaiki citarasa lai. Itulah sebabnya doktor alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya itu mencoba menyilangkan antara salah satu durian unggul dengan lai yang tumbuh di salah satu rumah warga di Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada 2009.
Teknik serupa juga diterapkan Taman Wisata Mekarsari (TWM) di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Periset di TWM mencoba membuahkan lai mas menggunakan serbuk sari berbagai jenis durian seperti matahari dan  sebaliknya. “Bunga lai kompatibel sehingga tingkat keberhasilannya tergolong tinggi. Jika prosedur penyilangan tepat, tingkat keberhasilan mencapai 70—80%,” ujar staf riset Taman Wisata Mekarsari, Parimin. Hanya saja buah hasil persilangan itu belum mempengaruhi karakter buah lai. Varian hasil persilangan itu baru terlihat bila biji hasil silangan ditanam dan berbuah. “Masih harus menunggu 5—7 tahun lagi,” kata Lutfi.
Meski begitu bukan berarti lai nonsilangan menjadi kalah asor. “Lai juga seperti durian. Rasanya bervariasi, mulai hambar hingga manis sampai pahit,” ujar periset durian di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropik (Balitbu), Panca Jarot Santosa. Buktinya di Kalimantan Timur populer aneka jenis lai enak seperti lai kayan, lai rencong, lai nangka, dan lai batuah.
Di  Desa Negerisakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Nursyah Zaili menanam 25 pohon lai di sela-sela tanaman kakao. Pengepul membeli lai yang mereka sebut dengan durian tembaga itu Rp10.000—Rp15.000 per buah. Harga jual di tingkat konsumen mencapai Rp20.000—Rp25.000 per buah. Padahal, di sana para pekebun biasanya menjual durian ke pengepul dengan sistem tebas. Dari sepohon Zaili biasanya memanen 50—100 buah.
Menurut Jarot, lai berpotensi dikembangkan di tanahair karena memiliki beberapa keistimewaan. Kerabat randu itu beraroma lembut, warna daging atraktif, dan musim buahnya berbeda dengan durian sehingga dapat mengisi kekosongan saat musim durian usai. Hanya saja tekstur daging buah cenderung bertepung dan hanya berasa manis sehingga kurang disukai para mania berat durian.  “Rasa lai cocok untuk penggemar durian pemula yang tidak menyukai aroma terlalu tajam dan rasa pahit,” ujarnya. Dengan seleksi dan pengembangan jenis unggul, tak mustahil di masa mendatang lai bakal mendampingi si raja buah di pasaran. (Imam Wiguna/Peliput: Ridha YK)
www.trubus-online.com

Tuesday, February 07, 2012

hasil dari menanam pohon jabon


Satu jabon bayak faedah


Bukan hanya panen kayu, pekebun jabon kini juga menyuling bunga, mengekstrak daun atau kulit batang.
Pohon jabon setinggi atap itu sarat buah. Buah-buah seukuran bola tenis menggelayut hampir di sekujur pohon. Bahkan, banyak buah jatuh berserakan di bawah kanopi pohon yang tumbuh di belakang kantor Pusat Penelitian Kehutanan (FRC, Forestry Research Centre) di Kota Vientiane, Laos. Menurut Kepala FRC, masyarakat Laos belum terbiasa membudidayakan pohon anggota famili Rubiaceae itu.
Itulah sebabnya benih atau buah yang jatuh berserakan tak dimanfaatkan. Mereka membiarkan buah-buah itu berserakan  karena belum mengenal teknik ekstraksi biji, mengecambahkan, pembibitan, hingga budidaya. Jika ada pohon kerabat kopi yang tumbuh, dapat dipastikan itu bukan hasil budidaya.
Di pinggiran Kota Vientiane, misalnya, di sebuah pematang sawah di pinggir jalan itu tumbuh dua pohon jabon setinggi 10 meter. Petani pemilik pohon itu menjelaskan bahwa kayu pohon jabon baik untuk menumbuhkan jamur tiram. Berbagai negara lain seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia  justru sebaliknya, membudidayakan dan memproses jabon menjadi berbagai bentuk kayu olahan.
Khatulistiwa
Cina juga membudidayakan jabon Anthocephalus cadamba. Pertumbuhan jabon di negeri Tiongkok relatif lambat, yakni  tinggi 2-3 m per tahun dan pertumbuhan diameter 4,5-5,5 cm. Bandingkan dengan pertumbuhan  jabon di Indonesia, yakni tinggi per tahun mencapai 5-7 m, sedangkan diameter 7,5-12,5 cm per tahun. Harap mafhum, kondisi Indonesia memang ideal untuk pertumbuhan pohon kerabat kopi itu. Ketersediaan sinar matahari, air, dan kesuburan tanah memadai untuk pertumbuhan jabon.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan jabon yang cepat dan daun yang rapat, peneliti di Filipina menganjurkan jarak tanam ideal 4 m x 4 m. Total populasi mencapai 625 pohon. Penjarangan atau panen total ketika pohon berumur  5 tahun. Pengalaman pekebun di Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, dan Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang membudiyakan jabon berjarak tanam 3 m x 3 m, penjarangan harus dilakukan ketika pohon berumur 3 tahun.
Jabon memang pohon yang menakjubkan, dari segi bentuk alaminya dengan batang yang lurus, silindris, nyaris tanpa cabang. Sebab, jabon mampu melakukan pemangkasan alami alias bersifat absisi. Akibatnya rendemen kayu yang dihasilkan per pohon menjadi tinggi. Jika potongan kayu bernilai premium adalah berdiameter minimal 30 cm, lurus dan panjang 2,6 m, dan maksimum hanya memiliki 2 mata kayu, maka potongan kayu dari satu pohon jabon yang masuk kategori premium lebih besar dibandingkan dengan sengon dengan diameter yang sama.
Semakin jauh dari garis khatulistiwa, kelihatannya pertumbuhan jabon juga melambat. Oleh karena itu mestinya Indonesia memiliki keunggulan lebih dibandingkan negara-negara lain pemilik pohon jabon seperti Laos dan Tiongkok. Sebab, pertumbuhan di Indonesia paling cepat. Meski demikian Indonesia termasuk tertinggal dalam pemanfaatan pohon jabon. Saat ini penggunaannya terbatas pada kayunya saja, yaitu untuk kayu lapis dan kayu pertukangan.
Suling bunga
Negara-negara lain seperti India dan Tiongkok memanfaatkan kayu untuk berbagai keperluan industri dan rumah tangga. Mereka juga manfaatkan bunga. Untuk apa bunga jabon itu? Mereka menyuling bunga jabon sebagai bahan parfum, mengekstrak daun dan kulit batang untuk bahan obat. Selain itu mereka juga menjual pohon jabon secara komersial sebagai tanaman hias dengan harga yang tinggi. Sebab, bentuk dan aroma bunga yang harum.
Namun, jika berhasrat menanam pohon jabon di dekat rumah sebagai tanaman hias, maka pohon perlu dipendekkan dengan memotong batang utama pada ketinggian tertentu. Tujuannya agar kelak tidak tumbang dan menimpa rumah. Dari informasi pemanfaatan pohon jabon di berbagai negara, maka pohon jabon bukan hanya menyebar secara alami dari Tiongkok sampai Papua New Guinea, tetapi juga seluruh bagian pohonnya bermanfaat.
Pemanfaatan kayu jabon di negara-negara Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam belum intensif. Di tanahair, peluang pasar kayu jabon untuk memenuhi kebutuhan kayu gergajian (papan, reng, kaso, balok), kayu lapis, moulding, pulp dan kertas, gagang sapu, sumpit, kotak telur, dan palet masih tinggi. Oleh karena itu sebenarnya tidak perlu khawatir akan pasar kayu jabon jika ingin berinvestasi.  Dari segi harga, menjual kayu jabon ke penggergajian lokal lebih menguntungkan dibandingkan dengan menjual ke perusahaan besar untuk kayu lapis dan moulding. Di penggergajian lokal, kayu tidak dinilai berdasar kualitas, tetapi kubikasinya.
Adaptasi tinggi
Dari segi adaptasi, jabon dapat tumbuh dalam segala kondisi lahan dari ketinggian 0-1.000 m di atas permukaan laut (dpl). Bahkan, jabon mampu beradaptasi di lahan-lahan yang tergenang. Namun, untuk tujuan investasi, ukuran mampu tumbuh tidaklah cukup, tetapi harus mampu tumbuh dengan produktivitas yang tinggi.  Penanaman jabon di ketinggian tempat lebih dari 500 m dpl, di bawah naungan, dan genangan menyebabkan produktivitas berkurang lebih dari 50%.
Oleh karena itu pekebun harus menghindari budidaya jabon di sawah-sawah yang telah dikeringkan maupun rawa-rawa kering yang berpotensi tergenang pada musim hujan. Pembuatan guludan di lahan-lahan bekas sawah, tidak dapat memperbaiki pertumbuhan jabon.  Pohon jabon hanya mengutamakan pertumbuhan ke atas, sehingga gangguan pertumbuhan akar ke bawah akan mengganggu pertumbuhan tinggi. Pengaruh genangan, khususnya di lahan bekas sawah, tampak setelah pohon berumur 1,5 tahun.
Ketinggian tempat dari muka laut juga penting. Jabon berumur 7 tahun yang tumbuh di ketinggian 800 m dpl memiliki diameter 20-25 cm. Nun di Bogor pada ketinggian tempat 200 m dpl, diameter 20-25 cm dapat dicapai pada umur 2 tahun saja, tinggi pohon mencapai 12 m. Pohon-pohon jabon di lahan yang sama di Bogor, tetapi mendapat naungan dari pohon yang pertumbuhannya lebih cepat juga menghambat pertumbuhan pohon cadamba.
Dengan budidaya tepat diharapkan pada masa mendatang penanaman pohon jabon tidak hanya memberikan keuntungan jangka panjang (kayu dan akarnya yang dapat digunakan untuk bahan pewarna kuning). Namun, dalam jangka pendek untuk diolah bunga, buah, daun dan kulit batangnya.  (Dr Ir Irdika Mansur M For Sc, Deputy Director for Resource Management and Communication SEAMEO BIOTROP dan Dosen Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB).
www.trubus-online.com

Sunday, February 05, 2012



CARA MENGHILANGKAN LEMAK DI BOKONG




img
Jakarta, Banyak wanita yang memiliki lemak yang berlebih di bagian belakang tubuh yang mencakup pinggul, bokong dan paha. Bentuk bokong yang seperti buah pear bisa dikoreksi ke dalam bentuk yang indah dengan menurunkan berat badan pada bagian pantat.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memperindah bokong seperti dilansir onlymyhealth, Selasa (3/4/2012) antara lain:

1. Latihan Kekuatan

Pilihlah olahraga yang menitikberatkan pantat dan otot paha. Latihan yang teratur akan memperkecil pantat serta mengencangkan paha.

Untuk membangun atau mengencangkan otot terbesar dalam tubuh, seperti otot kaki, membutuhkan lebih banyak kalori terbakar daripada otot-otot lain. Menekuk lutut dan jongkok adalah latihan-latihan kekuatan untuk menurunkan berat badan pada pantat.

2. Latihan Kardio

Latihan kardio seperti berjalan, berlari, berenang dan bersepeda dapat membantu dalam pembakaran kalori lebih banyak untuk menurunkan berat badan.

Hiking merupakan kegiatan yang efektif membakar kalori dan membutuhkan banyak energi. Demikian pula, bersepeda dapat membentuk otot-otot pinggul, paha dan pantat.

3. Diet Rendah Kalori

Diet rendah kalori yang sehat diperlukan untuk penurunan berat badan. Pengurangan asupan kalori membantu pengencangan otot pantat dan paha.

Sertakan buah dan sayuran dalam pola makan untuk asupan peningkatan serat. Ini tidak hanya memberikan energi yang cukup, tetapi juga rendah kalori.

4. Meningkatkan Latihan


Langkah berikutnya dalam proses penurunan berat badan adalah dengan meningkatkan latihan dengan intensitas yang lebih tinggi.

Misalnya, berjalan dapat digantikan dengan sprint. Sprint adalah alternatif lain untuk menurunkan berat badan dalam waktu yang lebih singkat.